Peristiwa Penting Sebelum
Proklamasi Indonesia

1. Kekalahan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya
Jepang menandatangani penyerahan diri kepada Sekutu pada tanggal 2 September 1945, di atas kapal USS Missouri

Penandatangan ini menandakan Jepang mengalami kekalahan dan berakhirnya Perang Dunia II.
Pertempuran Midway menjadi titik awal kekalahan Jepang.
Alih-alih mengalahkan armada Amerika Serikat, kode komunikasi rahasia Kaigun berhasil dibuka pihak AS. Jumlah kekuatan musuh bisa diketahui dengan pasti, waktu serangan Jepang juga diprediksi dengan tepat, sehingga armada Jepang dapat dihancurkan dalam pertempuran.
Perang-perang berikutnya Jepang selalu mengalami kekalahan di Pasifik. Seperti pulau Saipan, Iwo Jima, dan Okinawa berhasil dikuasai oleh Sekutu, padahal pulau-pulau tersebut memiliki peranan penting bagi keamanan militer Jepang.
Bom Atom
Hiroshima dan Nagasaki
Jepang menolak isi deklarasi Postdam.
Deklarasi postdam berisi deklarasi mengenai kekalahan Jepang.
Atas dasar sikap Jepang tersebut, Amerika Serikat menjatuhkan bom di dua kota yaitu Hiroshima dan Nagasaki.
Bom yang diledakkan di dua kota Jepang tersebut, menyebabkan ratusan ribu penduduk Jepang meninggal dunia dan ratusan ribu lainnya mengalami cacat.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 (Waktu Amerika Serikat) atau 15 Agustus 1945 (Waktu Jepang), Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu dan mengakui deklarasi Postdam.

Liitle Boy

- Bom nuklir “little boy” dijatuhkan di Kota Hiroshima pada 6 Agustus 1945
Fat Man

- Bom nuklir “Fat Man” dijatuhkan di Kota Nagasaki pada 9 Agustus 1945.
Perbedaan Pendapat Golongan Tua dan Golongan Muda
Tanggal 10 Agustus 1945 tokoh golongan muda Sutan Syahrir mendengar siaran radio BBC (British Broadcasting Corporation) tentang kekalahan Jepang dan kemungkinan akan menyerah kepada Sekutu.

Syahrir berpendapat Golongan Tua harus segera cepat memproklamirkan kemerdekaan Indonesia
tetapi hal ini dibantah oleh Hatta, dikarenakan proklamasi Indonesia akan diserahkan kepada PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang telah dibentuk.

Syahrir berpendapat lain, menurutnya kemerdekaan jangan dilakukan melalui PPKI, karena Sekutu akan mengecap kemerdekaan sebagai buatan Jepang, sebaiknya Soekarno sendiri yang menyatakan kemerdekaan di corong radio sebagai pemimpin rakyat.
Pertimbangan Golongan Tua mengapa Proklamasi perlu dilakukan secara kooperatif dengan Jepang :
- Militer Jepang masih ada di Indonesia, proklamasi tanpa izin Jepang ditakutkan akan memicu pertumpahan darah.
- Jepang telah berjanji akan melaksanakan proklamasi Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945 melalui PPKI.


Pertimbangan Golongan Tua di tolak oleh Golongan Muda, karena:
- Menurut Golongan Muda kemerdekaan Indonesia harus diraih dengan pengorbanan dan perjuangan rakyat sendiri, bukan campur tangan Jepang.
- Menunggu persetujuan PPKI, organisasi bentukan Jepang walaupun anggotanya orang Indonesia, sama saja dengan menyetujui kemerdekaan Indonesia merupakan hadiah dari Pemerintah Jepang.
Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa penculikan soekarno - hatta oleh golongan muda
Malam hari di Tanggal 15 Agustus 1945, sebelum terjadi peristiwa Rengasdengklok, golongan pemuda mengadakan suatu perundingan di ruangan Lembaga Bakteriologi Pegangsaan Timur, yang dipimpin oleh Chaerul Saleh.
Keputusan rapat tersebut kemudian disampaikan oleh Wikana dan Darwis jam 22.00 WIB di rumah kediaman Ir. Soekarno, Pegangsaan Timur (Sekarang jalan Proklamasi) 56, Jakarta.

Mereka telah bersepakat untuk melaksanakan keputusan rapat pada waktu itu, yaitu antara lain, menyingkirkan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta ke luar kota, dengan tujuan menjauhkan mereka dari segala pengaruh Jepang.

Demikianlah pada tanggal 16 agustus 1945 jam 04.00 WIB terjadi peristiwa penculikan Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta untuk dibawa ke luar kota menuju Rengasdengklok
